UPN VETERAN YOGYAKARTA RAIH JUARA 1 PADA KOMPETISI USU NATIONAL SCIENTIFIC PAPER 2022

  • Selasa 14 Juni 2022 , 02:09 PM
  • Oleh : Dewi
  • 1447
UPN VETERAN Yogyakarta

Sleman – Tim Simbah asal program studi (Prodi) Teknik Kimia UPN Veteran Yogyakarta berhasil meraih juara 1 bidang Sains dan Teknologi (Saintek) pada kompetisi Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang diselenggarakan oleh Universitas Sumatera Utara dalam USU National Scientific Paper 2022. Tim ini beranggotakan tiga orang mahasiswa atas nama Dian Prasetyani Basuki, Anisa, dan Lu’lu Halimatul Chasanah, dengan didampingin dosen Prodi Teknik Kimia bernama Perwitasari, ST. Meng.

USU National Scientific Paper 2022 sendiri mengangkat tema besar “Optimalisasi IPTEK Guna Mewujudkan SDG’s 2030 dan Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi Mahasiswa,” dengan sub tema pada bidang Saintek yaitu “Energi Terbarukan. Teknologi Pangan, Kesehatan, Peternakan, Pertanian, dan Perkebunan.  Guna menyesuaikan tema tersebut, tim Simbah menyusun KTI dengan judul “Sanitasi Limbah Batik Menggunakan Polyethylene Terephthalate, Moringa Oleifera, dan Nanopartikel Ferri Magnetit Terintegrasi Melalui Metode Purifikasi Berbasis Sensor.”

Dian selaku perwakilan tim menuturkan bahwa penelitian yang tim-nya lakukan berkenaan dengan Pengolahan limbah cair batik yang diketahui mengandung BOD, COD, TSS, serta terdapat logam berat krom, kadmium, timbal, dan juga zat warna. “Alternatif yang kami tawarkan adalah pengelolaan tiga jenis bahan menjadi suatu sistem penjernihan limbah cair batik berbasis sensor pada mesin dua tingkat SIMBAH (Sistem Sanitasi Limbah Batik),” ujarnya. Adapun, ketiga jenis bahan yang dikelola meliputi proses flokulasi dan koagulasi menggunakan biji kelor (Moringa Oleifera), pemanfaatan Fe3O4 yang berasal dari limbah baterai bekas, serta melibatkan proses adsorpsi karbon aktif dengan pemanfaatan limbah plastik jenis PET (Polyethylene terephthalate).

Dian mengaku bahwa sebelumnya dirinya dan tim sudah beberapa kali mengikuti kompetisi sejenis KTI, dengan tema yang berbeda-beda. Namun tim-nya tidak selalu menang, terkadang memang merasa lelah, dan kerap menghadapi tantangan seperti kesulitan membagi waktu di tengah kesibukan perkuliahan. Meskipun demikian, dukungan dan doa dari orang-orang sekitar membuat mereka terus termotivasi untuk meraih prestasi.

Lebih lanjut, Dian menuturkan strategi yang diterapkan tim-nya hingga dapat memenangkan kompetisi. “Strategi kami adalah dengan mempersiapkan sematang mungkin rancangan yang akan kami buat. Mulai dari penelitian, membaca literatur, dan berdiskusi dengan dosen pembimbing. Selain itu, kami juga berusaha selalu komunikatif satu sama lain. Yang paling penting adalah selalu berfikir positif dan semangat dalam menjalaninya,” katanya.

Menurut pemaparan Dian, ketika mengikuti kompetisi dan berhadapan dengan tim mahasiswa dari berbagai universitas bergengsi lainnya, sangat wajar apabila merasa insecure dan anxious, untuk itu dirinya membagikan tips dan trick bagi mahasiswa lain yang juga berminat berkompetisi. “Kita harus yakin dengan diri sendiri dan mengubahnya menjadi motivasi agar dapat menjadi jauh lebih baik. Kerja keras, komunikasi antar anggota, komunikasi terhadap dosen pembimbing, dan percaya terhadap kemampuan tim merupakan hal dasar yang harus dimiliki,” tuturnya.

Setelah dinyatakan menjadi juara 1, seluruh anggota tim merasa sangat bersyukur karena usaha yang dilakukan membuahkan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Perwitasari selaku dosen pembimbing juga turut mengungkapkan rasa syukurnya. “Bersyukur kepada Allah SWT karena bisa membantu adik-adik mahasiswi hingga  meraih juara, dan merasa bangga dapat ikut serta mengharumkan nama jurusan teknik kimia UPNVYK pada kancah nasional,” ujarnya.

Kedepannya, Perwitasari berharap dengan mengikuti kompetisi mahasiswa mempunyai pengalaman tambahan diluar perkuliahan di kampus yang mana selain menambah wawasan juga bisa meningkatkan skill serta menambah portofolio ketika kelak melamar pekerjaan. Perwitasari juga memiliki harapan tersendiri atas gagasan yang telah tim Simbah uraikan dalam KTI. “Harapan saya, kami bisa mendapatkan pendanaan untuk mengaplikasikan alat tersebut bagi Usaha Mikro Kecil Menengah batik yang ada di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta,” tutupnya.

Previous Next